Puluhan Tahun Terabaikan, Masyarakat Tanjung Betung Harapkan Jembatan Permanen ke Paslon Welly - Anggit

    Puluhan Tahun Terabaikan, Masyarakat Tanjung Betung Harapkan Jembatan Permanen ke Paslon Welly - Anggit

    Pasaman, - Masyarakat Kampung Pancahan Baru, Nagari Tanjung Betung Timur, Kecamatan Rao Selatan, selama puluhan tahun mendambakan adanya jembatan permanen yang dapat mempermudah akses mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hingga kini, mereka hanya mengandalkan jembatan gantung yang tidak mampu dilalui oleh kendaraan bermotor, membuat aktivitas ekonomi dan mobilitas warga menjadi terhambat. Harapan akan pembangunan jembatan ini terus disuarakan, terutama dalam momentum pilkada tahun ini.

    Kehadiran calon wakil bupati Pasaman, Anggit Kurniawan Nasution, di Kampung Pancahan Baru, disambut dengan antusias oleh warga setempat. Anggit hadir dalam acara silaturahmi dan kelompok wirid Yasinan yang diadakan warga. Kehadiran Anggit membawa secercah harapan baru bagi masyarakat yang telah lama menantikan perubahan, khususnya dalam hal infrastruktur.

    Warga dengan penuh semangat menyampaikan aspirasi mereka kepada Anggit yang merupakan wakil dari calon bupati Welly Suhery. Pasangan nomor urut 1 ini telah dikenal luas di Pasaman karena program-program mereka yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu permintaan yang paling mendesak dari masyarakat adalah perbaikan dan pembangunan jembatan yang telah lama rusak.

    Asran Lubis, salah satu tokoh masyarakat Kampung Pancahan Baru, mengutarakan keprihatinannya mengenai kondisi jembatan yang saat ini hanya berupa jembatan gantung. Menurutnya, jembatan ini sangat tidak layak digunakan, apalagi untuk mobilisasi kendaraan roda empat. “Kami hanya bisa mengandalkan motor atau berjalan kaki. Kalau ada yang sakit, harus susah payah mencari jalan alternatif, ” ujarnya.

    Selain perbaikan jembatan, masyarakat juga meminta bantuan untuk pengadaan tenda kemalangan yang sering digunakan dalam acara-acara adat atau keperluan mendesak lainnya. Bagi mereka, bantuan ini akan sangat meringankan beban mereka dalam mengadakan berbagai kegiatan sosial dan budaya.

    Menanggapi aspirasi tersebut, Anggit Kurniawan Nasution berjanji akan mengupayakan pembangunan jembatan permanen jika terpilih nanti. Ia menyadari bahwa akses infrastruktur yang memadai adalah salah satu kunci kemajuan desa, terutama untuk mendukung perekonomian warga. “Kami akan berusaha, dalam setahun setelah terpilih, pembangunan jembatan ini bisa dieksekusi. Insya Allah, semua masyarakat bisa menikmati infrastruktur yang lebih baik, ” tegas Anggit disambut tepuk tangan warga.

    Acara silaturahmi tersebut berlangsung dengan penuh keakraban. Para warga merasa didengarkan dan mendapatkan perhatian langsung dari calon pemimpin daerah mereka. Hal ini membuat mereka semakin yakin untuk memberikan dukungan kepada pasangan Welly Suhery - Anggit Kurniawan Nasution dalam pilkada mendatang.

    Bagi masyarakat Kampung Pancahan Baru, jembatan bukan sekadar sarana fisik untuk menghubungkan dua wilayah. Jembatan adalah simbol harapan mereka akan perubahan, kemajuan, dan kehidupan yang lebih baik. Dengan hadirnya pasangan calon bupati dan wakil bupati yang peduli terhadap kebutuhan mereka, harapan itu kian tumbuh.

    Kini, masyarakat menantikan realisasi janji tersebut. Mereka berharap agar pembangunan jembatan yang telah lama dinanti-nantikan tidak lagi menjadi janji manis dalam setiap pemilu, melainkan menjadi kenyataan yang dirasakan oleh semua warga.

    pasaman sumbar
    Syafrianto

    Syafrianto

    Artikel Sebelumnya

    Paslon Welly-Anggit Gagas Pendidikan Inklusif,...

    Artikel Berikutnya

    Bupati Serahkan SK Perpanjangan Masa Jabatan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polri Lakukan Asistensi ke Polda Jateng 
    Pemerintah Indonesia Berhasil Menaikkan Pajak dan Menurunkan Subsidi, Menteri Keuangan Terbaiknya di Mana?
    Kapolri Tegaskan Kesiapan Jelang Pilkada Serentak 2024
    Hendri Kampai: Puluhan Tahun Mengabdi, Apa yang Kalian Harapkan, Guru Honorer?
    Hendri Kampai: Mimpi tentang Guru yang Layak, Sebuah Narasi Idealis

    Ikuti Kami